Memasuki akhir tahun 2017, mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) kembali mengharumkan nama almamaternya. Dalam dua ajang nasional berbeda, mahasiswa Unpar membuktikan diri sebagai calon arsitek muda berprestasi, yang mampu mengintegrasikan fungsi, rupa, dan nilai budaya lokal dalam suatu karya yang padu.
Rancangan rumah panggung
Di ajang Sayembara Desain Rumah Panggung 2017 yang diadakan oleh Univesitas Sriwijaya Palembang beberapa waktu lalu, tim mahasiswa Arsitektur Unpar yang terdiri dari Edward Leonardo, Felix Lewi Santoso dan Ari Triawan berhasil meraih juara pertama. Rancangan mereka keluar sebagai rancangan terbaik dari ratusan karya yang diajukan dalam kompetisi tersebut. Sayembara bertema “Mengkinikan Arsitektur Rumah Panggung” ini merupakan ajang bagi mahasiswa Arsitektur di Indonesia untuk menggali potensi dari tipologi rumah tradisional Indonesia, yaitu rumah panggung, sehubungan dengan kontekstualitas budaya dan modern masa kini.
Dari karya-karya yang masuk, rancangan dari dua Tim Unpar lolos penjurian tahap pertama. Keduanya masuk ke peringkat sepuluh besar. Pada penjurian tahap kedua, kedua tim mempresentasikan hasil karyanya secara terbuka. Tahap ini diadakan di gedung DPRD Sumatera Selatan, dengan mengundang berbagai dewan juri yang kompeten, di antaranya Dr. Zuber Angkasa (Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia Sumatera Selatan), Gede Kresna (Rumah Intaran Bali), dan Iwan Murawan Ibnu (Dosen Prodi Arsitektur Universitas Sriwijaya Palembang).
Perpustakaan untuk Yogyakarta
Dalam kesempatan lain, rancangan mahasiswa Unpar meraih juara kedua Rancangan Desain Perpustakaan Kampung. Sayembara ini merupakan bagian dari ajang EXPORIVM 2017 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Tim Unpar terdiri atas dua orang, yaitu Edward Leonardo dan Melven Fanuel. Sayembara berskala nasional ini menjadi wadah karya bagi mahasiswa Arsitektur dari seluruh Indonesia untuk menciptakan ruang khusus bagi kebutuhan membaca bagi masyarakat.
Setelah melewati proses seleksi, para finalis sayembara berkesempatan mempresentasikan karyanya pada penjurian terbuka di Benteng Vrederburg, Yogyakarta. Dewan juri terdiri dari Ahmad Saifuddin, IAI., AA (Ketua IAI Yogyakarta), Yori Antar, IAI (PT Han Awal and Partner), Dr. Ing. Sita Yuliastuti Amijaya., S.T., M.T (Dosen UKDW), serta Freddy M, Nainggolan, IAI (Dosen UKDW).
Kedua prestasi ini menambah panjang daftar prestasi mahasiswa Unpar, khususnya di bidang Arsitektur, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini tidak lepas dari kerja keras para mahasiswa dan dosen, juga kualitas pembelajaran Unpar yang tidak diragukan lagi. Dalam bidang Arsitektur, hal ini terlihat dalam Studio Perancangan Arsitektur (SPA) yang memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berkembang dalam kreativitas, sembari mendapatkan bimbingan dan semangat dari dosen-dosen berkualitas.