Mengulang prestasi yang telah diraih pada 2015, Tim Mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) meraih kembali juara 1 di dalam Futurarch Prize 2018. Ajang ini merupakan sayembara arsitektur internasional tahunan yang diselenggarakan oleh Futurarc Journal sebagai salah satu media terdepan dalam pengembangan arsitektur hijau di Asia.
Adapun Mahasiswa Arsitektur Unpar yang berhasil meraih prestasi tersebut terdiri atas Dennis Cahya Indra, Ahmad Zabel Fachreza, Rionaldi Gunadi, dan Mario Pegas. Mereka berkompetisi dalam salah satu kategori sayembara, yaitu Student Category. Dilansir dari laman resmi Futurarc Prize, tim yang baru pertama kali berkolaborasi ini memiliki minat yang sama dalam urbanisme global dan hubungannya dalam isu-isu biofilik perancangan arsitektur.
Gagasan biofilia ini dituangkan dalam rancangan tata kota yang mereka kembangkan. Penataan kawasan distrik Wan Chai di Hong Kong diakui sebagai karya siswa terbaik oleh para juri Futurarc. Dr Nirmal Kishnani, juri utama Futurarc, menyatakan bahwa proposal mereka sangat berani dalam melakukan transformasi pada distrik yang terkenal padat tersebut. “The texture, quality and intensity of the city are not lost, but rather, transformed,” komentarnya dalam rilis yang diterima Tim Publikasi. Selain itu, rancangan mereka mampu menyiratkan bahwa perubahan dalam penataan kota harus mampu menghargai apa yang telah ada di dalam kawasan tersebut.
Dua juri lain mengungkapkan pandangan serupa. Arsitek biro SHAU, Florian Heinzelmann, memberikan apresiasinya terhadap karya mahasiswa yang mampu mengubah jalan arteri menjadi ruang terbuka hijau. Di sisi lain, Dr Zalina Shari mengomentari bahwa presentasi profesional tersebut, meski terlihat sangat radikal, nyatanya dipertimbangkan dengan sangat baik, komprehensif, serta penuh dampak yang baik bagi lingkungan maupun masyarakat.
Futurarc Prize, yang telah diselenggarakan selama 11 tahun, merupakan wadah bagi profesional dan siswa arsitektur dalam menyumbangkan ide kreasi mereka berkaitan dengan pengembangan arsitektur hijau. Tahun ini, kompetisi tingkat Asia diikuti oleh lebih dari 80 peserta. Prestasi yang membanggakan ini semakin menunjukkan eksistensi mahasiswa Unpar yang mampu bersaing di tingkat Internasional khususnya Asia.